POLIESTER
1. Plastik Polietilentereftalat (PET)
Plastik PET
merupakan serat sintetik poliester (dakron) yang transparan dengan daya tahan
kuat, tahan terhadap asam, kedap udara, fleksibel, dan tidak rapuh. Dalam hal
penggunaannya, plastik PET menempati urutan pertama. Penggunannya sekitar 72 %
sebagai kemasan minuman dengan kualitas yang baik. Plastik PET merupakan
poliester yang dapat dicampur dengan polimer alam seperti : sutera, wol dan
katun untuk menghasilkan bahan pakaian yang bersifat tahan lama dan mudah
perawatannya.
-Pertanyaan :
Mengapa plastik PET bisa tahan terhadap asam ?
-Pendapat : PET
(Polyethylene Terephthalate) merupakan hasil kondensasi polimer etilen glikol
dan asam treptalat. Rumus umum [-OOC- – COO- – CH2 –
CH2]n ,salah satu sifatnya adalah tahan terhadap pelarut organik
seperti asam-asam organik dari buah-buahan, sehingga dapat di gunakan untuk
mengemas minuman sari buah. Namun tidak tahan terhadap asam kuat, fenol, dan
benzyl alkohol. Asam-asam organik dari buah-buahan yang bagaimana yang tahan
terhadap PET dan mengapa PET tidak tahan terhadap asam kuat ?
2. Wol adalah serat alami dari protein hewani
(keratin) yang tidak larut. Struktur protein wol yang lentur menghasilkan kain
dengan mutu yang baik, namun kadang-kadang menimbulkan masalah karena dapat
mengerut dalam pencucian. Oleh karena itu, wol dicampur dengan PET untuk
menghasilkan kain yang bermutu baik dan tidak mengerut pada saat pencucian.
- Pertanyaan : Bagaimana cara kerja PET
supaya membuat wol menjadi kain yang bermutu baik dan tidak berkerut pada saat
pencucian ?
- Pendapat :
Namun kain poliester memiliki beberapa kelebihan seperti peningkatan ketahanan dari pengerutan. Akibatnya, serat poliester
kadang-kadang dipintal bersama-sama dengan serat alami untuk menghasilkan baju dengan sifat-sifat gabungan.
Sifat-sifat gabungan yang bagaimana kah yang di hasilkan dari PET dan wol ?
apakah hanya terbatas pada wol saja sebagai serat polimer alami ? atau pada
semua serat polimer alami bisa di gabungkan dengan PET hingga menjadikan kain
bermutu bagus ?
3. Dibutuhkan katalis untuk
menghasilkan sebuah poliester dengan berat molekul yang tinggi. Katalis yang
paling umum dipakai adalah antimon trioksida (atau antimon tri asetat): Antimon
trioksida – ATO – CAS-No.: 1309-64-4 Sinonim: tak ada, berat mol: 291,51
Sum formula: Sb2O3.
- Pertanyaan : Bagaimana cara kerja
katalis antimony trioksida/ antimony tri asetat (ATO) untuk menghasilkan
poliester dengan berat molekul yang tinggi ?
- Pendapat : PET
diproduksi melalui reaksi m\polimerisasi monomer potreleum asam treftalat dan
etilen glikol dengan katalis baik atimoni, titanium atau germanium. Gunanya
untuk membuat berat molekul polimer lebih tinggi yang bisa menghasilkan plastik
tipe PET yang baik. Lalu bagimana dengan katalis titanium dan germanium ?
apakah memiliki tipe produk yang sama ?
4. Banyak orang bilang kalau ingin memillih
minuman di dalam kemasan plastik jangan memilih botol yang terkena panas
matahari langsung karena bisa menyebabkan perubahan komposisi bahan yang
terkandung dalam botol tersebut. Botol umumnya terbuat dari PET.
- Pertanyaan
: Mengapa bisa demikian ? bagaimana jenis botol PET terhadap uap air, gas dan
sinar uv ?
- Pendapat
: Jenis botol PET memiliki permeabilitas (ukuran kemampuan suatu bahan berpori
untuk mengalirkan fluida (zat cair) terhadap uap air dan gas. Bila botol
terkena sinar matahari dapat menyebabkan kandungan pada produk rusak, karena
plastik PET tidak dapat melindungi dari sinar uv. Bagaimana cara sinar uv
merusak kandungan pada produk rusak ?
5. Poliester berwarna kuning gading, sehingga
kadang-kadang perlu diputihkan. Untuk pemutihan dipergunakan natrium klorit
pada suhu mendidih dengan penambahan asam nitrat.
-Pertanyaan : Bagaimana cara natrium
klorit memutihkan polyester ? apa
kegunaan asam nitrat sebagai penambahnya ?
-Pendapat : Ini di karenakan hasil
pereaksian natrium klorit yang dapat membentuk warna putih, dan kegunaan asam
nitrat sebagai katalis dan mempercepat reaksinya. Apa hanya asam nitrat saja
atau semua asam ? kalau hanya pada asam nitrat apa kandungan yang dapat membuat
dia menjadi bahan tambahan untuk polyester ?
6. Sebagai poliester
sitentis, bahan utama yang sekarang digunakan umumnya berasal dari polyethylene
terephthalate (PET), yang di buat dari asam terephthalic
dan ethilene glycol (EG) atau glicol yang di
kopolimerisasikan dengan jenis monomer ester lain. Dacron dibuat dari asamnya
sedangkan Terylene dibuat dari dimetil ester asam tereftalat dengan etilena
glikol.
-Pertanyaan : pada pembuatan Terylene di
pakai dimetil ester tereftalat dengan etilen glikol, kenapa harus memakai
dimetil ester tereftalat ? apa alasannya ?
-Pendapat : Penggunaan dimetil ester asam tereftalat kemungkinan karena pemurniannya
lebih mudah dibanding pemurnian asam tereftalat. Seperti dengan Nylon,
poliester juga dipintal leleh. Apa kegunaan pemintalan hingga leleh tersebut ?
pada suhu berapa polyester di pintal ?
7. Pada tahun – tahun
belakangan ini telah di kembangkan teknik – teknik baru untuk memproduksi Pure
Terephtalate Acid (PTA). Oleh karena itu terdapat kecenderungan untuk
memakai PTA daripada DMT.
-Pertanyaan : Mengapa para produsen
lebih cenderung memakai PTA di bandingkan DMT ?
-Pendapat
: Bila menggunakan PTA sebagai bahan mentah akan terdapat
beberapa perbedaan sifat – sifat terhadap DMT seperti ; PTA tidak meleleh dan
hampir tidak larut dalam glycol. Mengapa PTA tidak meleleh dan hamper
tidak larut dalam glycol ? Ditinjau dari segi
ekonomi dan cara kontinuitasnya, penggunaan PTA sebagi bahan baku dianggap
sebagai yang paling menguntungkan. Tapi masih terdapat kelemahan dalam
stabilitas dan fleksibilitas operasionil. Apa saja yang termasuk kelemahan PTA dan
bagaimana cara mengatasinya ?
8. Pada poliester umum yang
digambarkan terdapat:
Asam
benzen-1,4-dikarboksilat (nama lama: asam tereftalat).
Alkohol
yaitu etana-1,2-diol (nama lama: etilen glikol).
-Pertanyaan : Mengapa pada plastic PET di gunakan etilen
glikol dan asam tereftalat ? apa alasannya ?
-Pendapat : Dari buku Fessenden di dapat, Etilena yang berasal dari penguraian minyak tanah dioksidasi dengan
udara, menjadi etilena oksida yang kemudian di dehidrasi menjadi etilena glikol.
Asam tereftalat dibuat dari para-xilena yang harus bebas
dari isomer meta dan orto. Pemisahan dilakukan dengan kristalisasi, p-xilena membeku
pada suhu 250C. Oksida dengan asam Nitrat pada suhu 2200C dan tekanan 30
atmosfer merubah p-xilena menjadi asam tereftalat. Apakah ada cara lain pembuatan asam
tereftalat ? senyawa alcohol apa saja sebagai pembuatan
PET, apa hanya sebatas etilen glikol saja ?
9. Poliester diserang dengan mudah oleh basa, tetapi jauh lebih
lambat oleh asam encer. Hidrolisis dengan air saja sangat lambat sehingga
hampir tidak diperhitungkan. (Poliester tidak akan terurai menjadi bagian-bagian
kecil jika terkena air hujan).
-Pertanyaan :
Mengapa poliester lebih mudah di serang oleh basa namun jauh lebih lambat di
serang oleh asam ?
-Pendapat :
Ini di karenakan poliester terdiri dari monomer-monomer etilen gllikol dan asam tereftalat.
Ini menyebabkan mudahnya bagi basa untuk
berikatan. Apakah semua basa atau tergantung pada basa tertentu saja ?
LAKTON
10. Lakton terbentuk dengan bergabungnya gugus
hidroksil dan gugus asam karboksilat yang berada dalam satu senyawa membentuk senyawa
siklik.
- Pertanyaan : Kondisi bagaimana yang
dibutuhkan untuk membentuk lakton ?
- Pendapat : lakton dibentuk dengan cara
kondensasi (perubahan dari bentuk padat ataupun cair menjadi bentuk uap / gas).
Apakah tidak ada cara yang lain yang bisa membentuk lakton ?
Ester
111.
Perbedaan
antara sebuah lemak (seperti mentega) dengan sebuah minyak (seperti miyak bunga
matahari) hanya pada titik leleh campuran ester yang dikandungnya.
Pertanyaan : bagaimana perbedaan titik leleh antara kedua senyawa itu ?
Pendapat : Jika titik leleh dibawah suhu kamar,
maka ester akan berwujud cair – yakni minyak. Jika titik leleh diatas suhu
kamar, ester akan berwujud padatan – yakni lemak. Lemak biasanya mengandung rantai-rantai jenuh. Ini memungkinkan
terbentuknya gaya dispersi van der Waals yang lebih efektif antara
molekul-molekulnya. Ini berarti bahwa diperlukan lebih
banyak energi untuk memisahkannya, sehingga meningkatkan titik leleh.
Semakin besar tingkat ketidakjenuhan
molekul, semakin rendah kecenderungan titik leleh karena gaya dispersi van der
Waals kurang efektif. Mengapa
demikian ?